Peran Dan Fungsi Kader Kesehatan
L.A. Gunawan (1980) memberikan batasan tentang kader kesehatan bahwa kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat. Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader, bahwa kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekeria secara sukarela.
Tujuan Pembentukan Kader
Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakikatnya, kesehatan dipolakan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab.
Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar pemikiran bahwa terbatasnya daya dan dana dalam operasional pelayanan kesehatan akan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Pola pikir semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.
Menurut K. Samosa (1979), kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa ternyata mampu melaksanakan beberapa kegiatan yang sederhana tetapi tetap berguna bagi masyarakat kelompoknya. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi kegiatan berikut:
Pengobatan Hagan sederhana, pemberian obat cacing, pengobatan terhadap diare serta pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhana, dan lain-lain.
• Penimbangan dan penyuluhan gizi.
• Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat atau alat kontrasepsi KB, penyuluhan dalam upaya menanamkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
• Penyediaan dan distribusi obat atau alat kontrasepsi KB serta penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS.
• Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan serta pembuatan jamban keluarga dan sarana air sederhana.
• Penyelenggaraan dana sehat, poskesdes, dan lain-lain.
Dari Segi Kemasyarakatan
Perilaku kesehatan tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk mengikutsertakan masyarakat dalam upaya pembangunan, khususnya dalam bidang kesehatan, akan membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu, berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.
Dengan terbentuknya kader kesehatan, maka pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat bukan hanva merupakan objek pembangunan, tetapi juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya, dengan adanya kader maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan.
Kegiatan Kader
Kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter, kader, dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut di dalam maupun di luar posyandu adalah sebagai berikut:
- Kegiatan yang dapat dilakukan kader di posyandu adalah melakukan pendaftaran, menimbang bayi dan balita serta mencatat hasil penimbangan, memberikan penyuluhan, memberi dan membantu pelayanan, serta merujuk.
• Kegiatan memberikan pelayanan seperti membagikan obat, membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan, mengawasi pendatang di desanya dan melaporkannya, memberikan pertolongan pemantauan penyakit, serta memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya.
• Kegiatan pencatatan meliputi kegiatan berikut:
* KB: jumlah peserta aktif dan sebagainya.
* KIA: jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan, dan sebagainya.
* Imunisasi: jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil, jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan, dan sebagainya.
* Gizi: jumlah bayi yang ada dan mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan, dan sebagainya.
* Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk, dan sebagainya.
- Kegiatan yang dapat dilakukan kader di luar posyandu (KB-Kesehatan)
• Bersifat menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi, dan penanganan diare.
• Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu.
• Kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada seperti pemberantasan penyakit menular, penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih, penyediaan sarana jamban keluarga, pembuatan sarana pembuangan air limbah,pemberian pertolongan pertama pada penyakit dan pada kecelakaan (P3K), penyediaan dana sehat, dan kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
• Melakukan pembinaan mengenai lima program keterpaduan Kesehatan dan upaya kesehatan lainnya.
* Membina keluarga binaan, masing-masing kader membina 10 sampai 20 kepala keluarga (KK) atau jumlahnya diserahkan kepada kader setempat. Hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang pelaksanaan upaya kesehatan.
* Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.
* Melakukan pertemuan kelompok.
* Peranan kader diluar kegiatan posyandu KB-Kesehatan
- Merencanakan kegiatan, antara lain menyiapkan dan melaksanakan Survei Mawas Diri, membahas hasil survei, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, serta membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan tugas kader di masyarakat di antaranya sebagai berikut:
ASI = air susu ibu
BADUTA = bawah dua tahun
BGM = bawah garis merah
BKB = bina keluarga balita
BALITA = bawah lima tahun
BATITA = bawah tiga tahun
BUMIL RISTI = ibu hamil risiko tinggi
BUTEKI = ibu meneteki
DBD = demam berdarah dengue
GAKY = gangguan akibat kekurangan yodium
KEK = kurang energi kronis
KEP = kurang energi protein
KIE = komunikasi, informasi, dan edukasi
KMS = Kartu Menuju Sehat
KVA = kurang vitamin A
LGG = larutan gula garam
LILA = lingkar lengan atas
MP-ASI = makanan pendamping air susu ibu
PAB-PL = penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
PMT = pemberian makanan tambahan
SAMIJAGA = sarana air minum dan jamban keluarga
SIP = sistem informasi posyandu
TPA = tempat penitipan anak
UKGMD = usaha kesehatan gizi masyarakat desa
Daftar Pustaka
Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan Oleh Ferry Efendi, Makhfudli,Ferry Efendi- Makhfudli